Wakil Bupati Aceh Tamiang, Tengku Insyafuddin, ST, bersama Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Yunus, Camat Seruway, M. Hans Martha Kesuma beserta Babinsa setempat mengangkat hasil panen bawang pada lahan demplot Kelompoktani Suka Maju, Rabu (18/12/2019), di Kp Suka Ramai I, Seruway. [dok. Humas 2019]

 

Aceh Tamiang – Humas: Pernyataan bernada optimis ini disampaikan Wakil Bupati Aceh Tamiang, Tengku Insyafuddin, ST, saat panen bawang merah, Rabu (18/12/19), pada lokasi demplot di lahan Kelompoktani Suka Maju, Kampung Suka Ramai I, Kecamatan Seruway sekira pukul 17.00 WIB.

Optimisme yang dibangun Wabup Insyafuddin memiliki sebab yang kuat. Pasalnya, perhitungan hasil panen di lahan demplot seluas 1000 m2 tersebut menunjukkan angka 1,65 ton. Hasil ini setelah dihitung penyusutan pada rentang 40%-50% dari sejak bawang merah dipanen. Ini berarti sekitar 16,5 ton bawang merah dapat diproduksi dari tiap hektar lahan usahatani.

Potensi yang luar biasa ini turut didukung dengan tersedianya tanah ladang dan sebagian lahan persawahan sebagai areal pertanaman bawang merah.

Dikatakan Wabup, memang perlu waktu untuk mewujudkan hal itu. ada tahapan-tahapan yang mesti dilalui untuk menuju status lumbung bawang merah. Namun, ditegaskannya, Pemkab serius dengan optimisme tersebut.

“Kita tentu amat bersyukur dengan capaian hasil di lahan demplot ini. Sebab, hasilnya menunjukkan angka yang luar biasa. Saya yakin, kita bisa menjadikan Aceh Tamiang sebagai lumbung bawang merah di Aceh. Paling minimal, petani-petani kita mampu menjadi pemasok utama, produsen bawang merah di daerah sendiri. Terlebih, bila mengacu pada harga jual hari ini, bawang merah menjadi kian menarik untuk dikembangkan,” ucap Wabup.

Sebelumnya, Wabup mengatakan, latar belakang usaha mengembangkan bawang merah di Aceh Tamiang adalah hasil kajian mendalam Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan terhadap kebutuhan dan rantai pasok/tata niaga bawang merah di Bumi Muda Sedia. Hasil itu, kemudian diajukan dalam suatu proposal uji coba pengembangan bawang merah di beberapa lokasi yang representatif sebagai areal pertanaman golongan umbi-umbian tersebut.

“Sebagai bahan utama bumbu dapur, kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah sangat tinggi. Sementara, saya kira hampir semua, lebih dari 95% kebutuhan bawang merah kita dipasok dari luar daerah,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Yunus, Demonstrasi plot dilaksanakan untuk mendapatkan hasil dan rekomendasi teknis usahatani bawang merah berdasarkan spesifikasi lokasi yang ada. Dijelaskan, hasil dari demplot yang digelar di sejumlah lokasi nantinya akan menjadi bahan evaluasi guna pengembangan lanjutan.

Yunus menyebutkan, dinas yang dipimpinnya kini juga tengah mengembangkan kebun pembibitan bawang merah guna memasok kebutuhan bibit untuk para petani. Ia mengajak para petani yang berasal dari sejumlah kampung sekitar juga turut menjadi bagian dalam program pengembangan bawang merah di Aceh Tamiang, berpacu dan berinovasi membangun pertanian bersama-sama.

Ditambahkan olehnya, Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan memiliki unit pelayanan yang berada di tengah-tengah petani, yakni Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang berada di 11 kecamatan dan para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang memberikan pendampingan dan pembinaan pada kelompoktani serta tersebar di setiap kampung.

Acara panen bawang merah pada demplot kelompoktani Suka Maju berakhir sekira pukul 18.10 WIB. Para petani dan masyarakat yang hadir antusias menyaksikan acara tersebut. tampak hadir Camat Seruway, M. Hans Martha Kesuma beserta Babinsa setempat, Kepala BPP, Butet, dan sejumlah PPL Seruway, Datok Penghulu, para tokoh masyarakat, dan sejumlah perwakilan sponsor demplot yang merupakan mitra kerja Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan. [zuw]