Bupati Aceh Tamiang, Mursil, SH, M.Kn, bersama Ketua DPRK, Suprianto, tengah memimpin Rapat Percepatan Pembangunan Pelabuhan Ekspor di Air Masin, Kec. Seruway, Sabtu (14/12/2019) di Aula Setdakab. [dok. Humas 2019]

 

Aceh Tamiang – Humas: Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang berikan dukungan penuh pada pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang berlokasi di Kampung Air Masin Kecamatan Seruway. Dukungan tersebut disampaikan oleh Bupati Mursil dalam Rapat Percepatan Pembangunan Pelabuhan tersebut, Sabtu (14/12/19), bertempat di Aula Sekretariat Daerah setempat.

Bupati yang turut didampingi Wabup, Tengku Insyafuddin, mengatakan, untuk mendukung mimpi besar ini, diperlukan sinergitas dari semua pihak untuk memberikan masukan dan langkah-langkah untuk mewujudkan hadirnya pelabuhan pertama di Aceh Tamiang.

“Kita hadir bersama-sama disini untuk berdialog, berdiskusi dan menyatukan keseriusan kita untuk membangun Aceh Tamiang, dengan adanya Pelabuhan, kedepan, aktivitas ekspor tidak lagi ilegal dan menguntungkan satu pihak melainkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh Tamiang”, ungkap Mursil.

Untuk mewujudkan itu semua, banyak tahapan-tahapan yang harus dipersiapkan mulai dari perizinan hingga kelengkapan dokumen administratif. Untuk memenuhi semua prosedur tersebut, setiap pemangku kepentingan harus bersungguh-sungguh melaksanakan pekerjaan besar tersebut.

Pembangunan pelabuhan tersebut juga harus didukung dengan sektor pengembangan bidang kelautan dan perikanan. Dikatakan Mursil, dengan adanya pengembangan sektor tersebut aktivitas ekspor-impor di Pelabuhan Aceh Tamiang mendatang berdampak pada pertumbuhan ekonomi  dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Pada pertemuan ini, selain diikuti oleh para Kepala dan perwakilan SKPK terkait, Bupati Mursil menggandeng 2 (dua) orang pengusaha yang telah lama bergelut dalam dunia ekspor produk perikanan, H. Hambali dan Rusli alias Koceng. Keduanya mengatakan, Aceh Tamiang harus memiliki pelabuhan sendiri, agar tidak lagi ada aktivitas ilegal yang dilakukan untuk memperkaya diri sendiri. Di sisi lain, ungkap mereka, aktivitas ekspor-impor legal bisa menjadi sumber PAD bagi Aceh Tamiang.

“Pelabuhan yang sedang dalam tahap pembangunan ini, bukan milik pribadi, melainkan saya ingin membangun ini untuk memajukan daerah dan mendukung pemerintah”, ungkap Koceng pada pertemuan tersebut.

Sementara H. Hambali menyatakan kesiapannya untuk membantu urusan legalistas perizinan pembangunan pelabuhan. Dikatakan olehnya, karena ini untuk kepentingan orang banyak maka semua pemangku kepentingan bersama-sama harus serius mewujudkannya.

“PAD dan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat”, harapnya.

Ketua DPRK Aceh Tamiang, Suprianto, pada kesempatan tersebut menyatakan dukungannya dang mengajak para pemangku kepentingan untuk menggandengkan tangan demi mewujudkan imipian kita bersama, dengan adanya pelabuhan nanti, diharapkan mampu mengurangi angka kemiskinan di bumi muda sedia ini.

Pada pertemuan singkat ini, Koceng dan H. Hambali membawa dua tamu investor dari Malasyia dan Thailand. Mereka keduanya menyampaikan bahwa mereka sangat butuh pemasok seafood untuk memenuhi kebutuhan pasar di negaranya. Permintaan tersebut adalah bukti bahwa Aceh Tamiang dapat menjadi pemasok seafood di negara-negara tetangga. [des]