Aceh Tamiang – Humas: “Negara harus hadir untuk menegakkan hak-hak penyandang disabilitas dan sebagai anak-anak bangsa yang juga ikut berkontribusi untuk menghadapi masa depan”. Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Aceh Tamiang, Tengku Insyafuddin, ST pada peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2021 di Tribun Halaman Upacara Kantor Bupati, Senin (6/12/21).
Wabup Insyafuddin menuturkan berbicara penyandang disabilitas bukan hanya sekadar angka-angka semata. Namun, berapapun jumlah penyandang disabilitas, bahkan satu orang pun negara harus hadir untuk memenuhi dan melindungi hak-haknya sebagai warga negara. Pemerintah secara bertahap dan bersungguh-sungguh akan mengambil langkah-langkah konkret membangun pendidikan yang layak dan inklusif bagi penyandang disabilitas. Membantu penyediaan lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas.
 
“Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi bekerjasama dengan Pertamina Field Rantau sudah merintis dan berusaha dengan membangun unit usaha bagi penyandang disabilitas yang ada. Salah satunya yakni usaha bengkel dan cuci sepeda motor yang berada di pinggir jalan negara, Kampung Dalam. Kami berharap semoga ini menjadi pemantik untuk melahirkan usaha-usaha baru yang digerakkan oleh para penyandang disabilitas”, ungkap Wabup.
 
Tidak hanya itu, dalam memenuhi hak-hak dasar penyandang disabilitas sebagai warga Negara, Pemerintah Aceh Tamiang akan berupaya secepatnya memberikan pelayanan administrasi kependudukan bagi penyandang disabilitas tuna netra berupa KTP Braile. Sebab menurutnya, identitas pribadi (KTP dan KK) dengan menggunakan huruf braile akan dapat dibaca oleh pemiliknya sendiri.
 
Insyafuddin juga mengatakan bahwa tahun 2022 Pemkab akan mengucurkan dana CSR Bank Aceh bagi pengembangan SLB yang akan direncanakan di Kecamatan Manyak Payed dan Seruway. Selain itu, Ia menyarankan kepada setiap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kab. Aceh Tamiang untuk mengalokasikan dana aspirasi mereka sebesar Rp. 10.000.000,- per orang guna dialokasikan kepada pengembangan usaha para peserta didik penyandang disabilitas.
 
“Kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini aktif membantu mewujudkan program-program yang di perlukan Penyandang Disabilitas, SLB dan organisasi NPCI, SOINA, Pertamina Field Rantau serta Dinas terkait juga rekan-rekan Wartawan dan Media Pers, dan para pegiat media sosial yang telah berperan aktif dalam Pembinaan Penyandang Disabilitas”, ujar Insyafuddin.
 
Peringatan yang digelar Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pembina Aceh Tamiang ini untuk menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi penyandang disabilitas dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang disabilitas, menghilangkan stigma terhadap penyandang disabiitas dan memberikan sokongan untuk meningkatkan kemandirian dan kesamaan hak penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan. Tujuan ini selaras dengan tema HDI tahun 2021 yaitu “Kepemimpinan dan Partisipasi Penyandang Disabilitas Menuju Tatanan Dunia yang Inklusif, Aksesibel dan Berkelanjutan Pasca Covid-19)”.
 
Pada kesempatan ini pula, Kepala SLB Negeri Pembina, Muttaqin menyampaikan rencana perintisan SLB persiapan Negeri yang direncanakan di empat kecamatan.
“Di Tamiang ini, SLB hanya satu Pak, ini tentu tidak cukup untuk menampung jumlah penyandang disabilitas di Aceh Tamiang. Oleh karena itu, Kami berencana akan merintis SLB Persiapan di Kecamatan Manyak Panyed, Seruway, Tamiang Hulu dan Kejuruan Muda (Perbatasan). Kami sangat membutuhkan dukungan Bupati dan Wakil serta Forkopimda dalam proses perintisan”, kata Muttaqin.
 
Rencananya, dua SLB persiapan terlebih dahulu akan dibuka pada bulan April tahun 2022 dengan menggunakan bangunan Politeknik Manyak Payed dan Bangunan di depan Istana Seruway.
Keberadaan SLB dalam mendukung pendidikan bagi anak penyandang disabilitas bagi para orang tua sangatlah dibutuhkan. Sebab bukan perkara mudah dalam mendidik dan mengembangan potensi yang dimiliki anak berkebutuhan khusus tersebut. Hal ini disampaikan oleh Tri Astuti, Ketua Special Olympic Indonesia (SOINA) selaku perwakilan orang tua.
 
“Kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan yang seharusnya diterima anak-anak Kami mengalami kesulitan. Keberadaan sekolah yang masih terbatas dan jauh dari tempat tinggal menjadi kendala tersendiri bagi Kami para orang tua yang memiliki keterbatasan biaya. Masih terlalu banyak anak usia sekolah penyandang disabilitas yang belum memperoleh pendidikan”, terang Tri.
Oleh karenanya, melalui Tri para orang tua berharap agar Pemerintah Aceh Tamiang mendirikan SLB yang dapat dijangkau oleh masyarakat baik dari segi jarak maupun biaya pendidikan.[]