PERINGATI HARI SAWIT KE 110, SEKDA AJAK PELAKU INDUSTRI UNTUK BENAHI 3 HAL INI
- Detail
- Ditulis oleh Bidang Media Dinas Kominfo
- Kategori: Kabar Daerah
- Dilihat: 947
Humas: Kamis (18/11), Selain membacakan sambutan Bupati Aceh Tamiang yang berhalangan hadir dalam puncak Peringatan Hari Sawit Nasional ke 110 tahun pagi tadi, Sekretaris Daerah, Drs. Asra, juga menyampaikan tiga hal penting dalam menjaga keseimbangan dan perkembangan industri kelapa sawit lokal dengan Pemkab dan masyarakat di Aceh Tamiang.
Hal pertama yang disampaikan Sekda Asra adalah strategi pemeliharaan dan perawatan jalan yang berada dalam wilayah kabupaten Aceh Tamiang. Dalam pada ini, Sekda mengajak seluruh pemilik industri padat modal ini untuk duduk bersama guna memikirkan strategi perawatan dan pemeliharaan jalan yang sering dilalui oleh truk pengangkut hasil produksi kelapa sawit, baik angkutan Tandan Buah Segar (TBS) maupun Crude Palm Oil (CPO) yang setiap hari melintas.
Dikatakan, porsi anggaran perawatan dan pemeliharaan jalan yang terdapat dalam APBK tidak mencukupi.
“Anggaran dalam APBK tidak cukup, sehingga kami perlu mengajak para pemilik modal dan pimpinan perusahaan di sini duduk bersama dan berpikir bagaimana strategi pemeliharaan dan perawatan badan jalan yang tiap hari dilewati oleh truk-truk pengangkut hasil kelapa sawit milik,” ujar Asra.
Kemudian, hal kedua yang disampaikan Asra ialah timbulnya disparsitas harga yang lumayan tinggi antara Aceh Tamiang dengan Provinsi Sumatera Utara. Mewakili suara petani kelapa sawit, Sekda mengungkapkan, rentang harga itu melahirkan perasaan adanya diskriminasi bagi petani kelapa sawit lokal.
“Jarak kita dengan Sumut itu tak jauh, bersebelahan. Tapi kenapa harganya bisa terjadi selisih yang lumayan besar? Misalnya, ada perbedaan harga Rp.300,- hingga Rp.400,- per kg buah antara Aceh Tamiang dengan Langkat. Ini menjadi semacam diskriminasi bagi petani sawit lokal. Kami minta kita duduklah, untuk membicarakan ini,” pintanya lugas.
Hal ketiga yang diutarakan Asra, ia mengajak seluruh perusahaan kelapa sawit membayarkan zakatnya guna pemberdayaan masyarakat di sekitar areal usaha mereka. Ditegaskannya, selain pemanfaatan Corporate Social Responsibility (CSR), pemberdayaan masyarakat di sekitar areal perusahaan juga dapat menggunakan dana zakat mereka sendiri.
“Terlebih di Aceh, zakat ini menjadi wajib hukumnya untuk dibayarkan oleh tiap badan usaha. Silakan, dana zakat yang dikumpulkan digunakan untuk memberdayakan masyarakat di sekitar areal produksi atau pabrik, terutama peningkatan ekonomi mereka,” terang Asra.
Disebutkan, program-program pemberdayaan guna mendongkrak perekonomian masyarakat di sekitar areal usaha penting untuk dilakukan. Program tersebut, jelasnya, selain untuk meningkatkan ekonomi juga melahirkan sense of belonging masyarakat terhadap perusahaan, sehingga kasus-kasus pencurian buah sawit dan aset usaha mereka bisa diminimalisir.
“Kalau masyarakat sekitar ekonominya menjadi lebih baik dan rasa memiliki mereka tinggi, saya kira pencurian buah dan perbuatan kriminal lainnya bisa kita minimalisir,” timpalnya lagi.
Namun, untuk mewujudkan program-program pemberdayaan tersebut, Asra meminta perusahaan berkolaborasi dengan Baitul Mal Kabupaten dan dinas terkait lainnya.
PERINGATAN HARI SAWIT KE 110, SEKDA LUNCURKAN PROGRAM VSA SEUMADAM
- Detail
- Ditulis oleh Bidang Media Dinas Kominfo
- Kategori: Kabar Daerah
- Dilihat: 1134
Menyambut perjalanan 110 tahun industri kelapa sawit, Satgas PUPL bekerjasama dengan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang meluncurkan Program Verified Sourcing Area (VSA) Seumadam. Program ini digaungkan sebagai tonggak baru pengembangan komoditas kelapa sawit berkelanjutan secara yurisdiksional di Kabupaten Aceh Tamiang. Peluncuran dilakukan saat peringatan Hari Sawit Nasional ke 110 tahun, Kamis (18/11/21), di lapangan bola kaki perkebunan Socfindo Medang Ara, Karang Baru.
Sekretaris Daerah, Drs. Asra yang meluncurkan program mengatakan, selain sebagai tempat kelahiran industri kelapa sawit nasional, Kabupaten Aceh Tamiang juga menjadi pilot project pertama di dunia untuk pelaksanaan Program Verified Sourcing Area (VSA) atau Pengembangan Daerah Sumber Terverifikasi yang berbasis yurisdiksi. Hal ini, terangnya, untuk menyediakan mekanisme pasar yang memungkinkan pengadaan pasokan bahan baku yang bertanggungjawab, yang menghubungkan pasokan dengan pasar.
“Kiranya perkebunan kelapa sawit yang ada dapat terus survive dan menjadi komoditas unggul di dunia sebagai penghasil devisa terbesar bagi negara. Demikian juga, peluncuran VSA Seumadam ini, dapat berjalan dengan baik sebagaimana yang kita harapkan bersama,” ungkapnya.
Selain peluncuran VSA, peringatan hari sawit juga diisi dengan penyerahan Surat Tanda Daftar Budidaya (STD-B) secara simbolik kepada sejumlah petani kelapa sawit.
“Berkenaan dengan peringatan Hari Sawit Nasional hari ini, kami juga akan melakukan penyerahan secara simbolis Surat Tanda Daftar Budidaya (STD-B) kepada para petani VSA,” ujar Asra.
Senada dengan Asra, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Fakhrurrazi, turut mengajak seluruh pelaku utama, pelaku usaha dan pemangku kepentingan industri kelapa sawit agar peringatan Hari Sawit Nasional menjadi momentum pengembangan kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia khususnya di Aceh, dengan konsep daerah VSA yang baik.
“Perusahaan kelapa sawit pertama di Indonesia yakni di sini. Menjadi suatu kebanggaan bagi kita. Terlebih Kabupaten Aceh Tamiang telah berusaha mendukung petani dengan meningkatkan produktivitas kelapa sawit berkelanjutan. Harapan kami kerjasama ini dapat dilaksanakan sungguh-sungguh dan tanggung jawab sehingga program kelapa sawit berkelanjutan ini dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan,” ujarnya lugas.
Sementara itu, dalam laporan Ketua Panitia, Erik Ubasa Barus mengatakan, Peringatan Hari Sawit juga dimaksud untuk mengenang kembali sejarah kelapa sawit di Indonesia, secara khusus di tempat kelahirannya, Kabupaten Aceh Tamiang. Erik menegaskan Pemkab memiliki peran penting dalam berkolaborasi dan bersinergi dengan sejumlah pelaku usaha kelapa sawit di Aceh Tamiang menjalankan program-program pembangunan kelapa sawit berkelanjutan.
Peringatan Hari Sawit Nasional juga dihadiri oleh Direktur Umum PT. Socfindo, Sugihartana. Ia tampil guna menjabarkan sejarah singkat industri kelapa sawit pertama di Indonesia, yakni di Sei Liput, Aceh Tamiang. Sugihartana mengatakan, kelanjutan dari sejarah ini menjadi tugas perusahaan kelapa sawit dan para petani dan tentunya didukung oleh Pemerintah Daerah sehingga semuanya akan berjalan dengan baik.
“Perusahaan di Aceh Tamiang tidak hanya Socfindo. Semua perusahaan yang berkembang di Aceh Tamiang tentunya akan mengikuti peraturan yang berlaku baik aturan lama maupun aturan baru. Mari sama-sama untuk menjaga perkebunan dan lingkungan, supaya selaras untuk menjaga kelapa sawit keberlanjutan dengan tidak merusak alam dan lingkungan. Kami sampaikan kepada petani, untuk sama-sama dengan semua lembaga mendukung apa yang telah dicanangkan agar sukses kedepan. Dengan tetap menjaga alam dan lingkungan serta kita di atasnya,” ujarnya.
Peringatan Hari Sawit Nasional turut diisi dengan sejumlah atraksi budaya, di antaranya Silat Pelintau, tarian Rentak Melayu dan Ula-Ula Lembing. Acara tampak dihadiri oleh unsur Forkopimda, Camat Karang Baru, para pimpinan perusahaan BUMN/BUMD/BUMS, para ketua organisasi dan koperasi pertanian, serta sejumlah petani/pekebun dalam Kabupaten Aceh Tamiang.
WABUP INSYAFUDDIN TINJAU JEMBATAN RUSAK KAMPUNG DURIAN
- Detail
- Ditulis oleh Bidang Media Dinas Kominfo
- Kategori: Kabar Daerah
- Dilihat: 757
Selasa (16/11/21) siang, Wakil Bupati Aceh Tamiang, Tengku Insyafuddin, ST meninjau jembatan penghubung Kampung Durian dan Sapta Jaya, Kecamatan Rantau yang rusak.
Peninjauan ini merupakan tindak lanjut terhadap keluhan masyarakat yang merasa khawatir ketika melintasi jembatan tersebut. Berdasarkan hasil peninjauan, rusaknya jembatan tersebut dikarenakan faktor dimakan usia.
Terhadap hal ini, Insyafuddin selaku Wakil Bupati mengatakan bahwa Pemerintah kabupaten Aceh Tamiang akan menunggu pihak PT. Pertamina terlebih dahulu menyelesaikan perbaikan jembatan. Hal ini dikarenakan jembatan tersebut menghubungkan lokasi pengeboran minyak PT. Pertamina.
“Kita akan memberitahukan kepada pihak Pertamina terkait hal ini. Akan kita tunggu tindakan mereka selama satu sampai dua hari. Jika pihak Pertamina tidak mengambil langkah perbaikan, maka Pemkab Aceh Tamiang yang akan mengambil alih proses perbaikan jembatan ini”, ungkap Insyafuddin.
Masyarakat Kampung Durian sangat berterimakasih terhadap perhatian yang ditunjukkan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang. Mereka berharap jembatan yang rusak ini segera mendapatkan perbaikan demi kenyamanan dan keselamatan masyarakat.[]
IKUTI RAKERDA, DEKRANAS ACEH TAMIANG BAWA PULANG 2 PENGHARGAAN
- Detail
- Ditulis oleh Bidang Media Dinas Kominfo
- Kategori: Kabar Daerah
- Dilihat: 735
Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kabupaten Aceh Tamiang meraih dua penghargaan pada ajang lomba kreasi yang dihelat Dekranasda Aceh. Lomba ini diadakan bersamaan dengan gelaran Rapat Kerja Daerah Dekranas tingkat Aceh tahun 2021. Pengumuman dan penyerahan penghargaan disampaikan berbarengan dengan penutupan kegiatan Rakerda tersebut, Selasa (16/11) di Anjong Mon Mata, Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh.
Ada pun raihan yang berhasil dibawa pulang adalah; Juara Favorit kategori Lomba Busana Etnik Daerah, dan Juara Harapan II kategori Lomba Produk Kerajinan Kreatif.
Ketua Dekranasda Aceh Tamiang, Dr. Rita Syntia Mursil, usai penyerahan penghargaan kemarin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada segenap pengurus dan kontingen yang mengikuti kegiatan tersebut. Disebutkannya hasil yang dicapai berkat kerja sama yang solid dan sudah menjadi ketentuan Allah.
“Alhamdulillah, semua ini sudah menjadi ketentuan Allah SWT dan yang terbaik untuk Aceh Tamiang. Apapun hasil yang didapat, kita semua sudah semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Capaian yang diraih adalah hasil kerja keras semua pihak terutama anak-anak Dekranasda Aceh Tamiang. Mereka sudah bekerja sangat bagus,” sebut Rita.
Rita juga mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan yang digelar selama dua hari kemarin. Ia berharap, seluruh perajin di bawah binaan Dekranasda konsisten berkontribusi memajukan ide dan inovasi, agar bisa menghasilkan karya yang mampu bersaing di dunia industri dan diminati pasar.
“Mohon doa dan dukungan dari semua pihak, para pemangku kepentingan, dan lintas sektor untuk bisa memajukan dan mensejahterakan para perajin, dan saling bersinergi dengan hati agar masyarakat Aceh Tamiang adil dan makmur bisa tercapai,” tambahnya.
Rapat Kerja Daerah Dekranasda Aceh tahun 2021 mengambil tema “Perajin Bangkit, Perajin Tumbuh, Aceh Maju”. Rakerda digelar selama dua hari, tanggal 15-16 November 2021 dan ditutup resmi oleh Ketua Dekranasda Aceh, Dr. Dyah Erti Idawati.
Dalam kegiatan tersebut, juga digelar 6 lomba yang mengangkat inovasi dan keunggulan produk lokal dari masing-masing daerah di Aceh. Keenam lomba tersebut adalah; Lomba Produk Unggulan, Lomba Produk Kerajinan Kreatif, dan Lomba Produk Kerajinan Inovatif. Selanjutnya, Lomba Makanan Unggulan, Lomba Busana Etnik Daerah, serta Lomba Pembacaan Laporan Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota.
Dalam ajang tahunan kemarin, Dekranasda Aceh Tamiang juga membuka anjungan pameran yang menampilkan produk unggulan daerah hasil kerajinan asli Bumi Muda Sedia. Ketua Dekranasda, Rita Syntia Mursil, kemarin sempat memperkenalkan senjata khas Tumbak Lada kepada isteri Wakil Presiden, Wury Ma'ruf Amin, yang mengunjungi sejumlah anjungan di sela-sela kegiatannya mendampingi kunjungan kerja Wakil Presiden ke Aceh.
WABUP LEPAS KONTINGEN PENTAS PAI KE BANDA ACEH
- Detail
- Ditulis oleh Bidang Media Dinas Kominfo
- Kategori: Kabar Daerah
- Dilihat: 981
“Bagaimana ikhtiar kita, usaha kita sehingga takdir itu kena di kita. Takdir bisa berubah karena do’a, apalagi diiringi dengan do’a orangtua”, demikian sepenggal motivasi yang disampaikan Wakil Bupati Aceh Tamiang T. Insyafuddin, ST saat melepas 29 peserta lomba untuk mengikuti ajang Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) Aceh Tahun 2021, bertempat di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Aceh Tamiang, Senin (15/11/21) pukul 21.30 WIB malam tadi.
Kepada 29 peserta, Wabup Insyafuddin menjelaskan ikhtiar yang dimaksud adalah usaha persiapan para peserta dengan berlatih maksimal yang merupakan bagian dari ikhtiar yang dimaksud.
“Anak-anak sekalian, kita harus menjadi orang yang punya cita-cita dan harapan. Dan itu harus nomor satu. Dengan memiliki motivasi seperti itu akan mendorong kita maksimal dalam kegiatan”, ucapnya menyemangati.
Dikatakan olehnya, cita-cita yang tinggi harus diikuti dengan persiapan yang tinggi dan matang. Terlihat, para peserta sangat antusias dengan nasehat yang diberikan Wabup.
Kegiatan Pentas PAI ini berlangsung selama dua hari, mulai 18-19 November 2021 yang dipusatkan di Asrama Haji Kota Banda Aceh.
Dalam laporan Kakan Kemenag Aceh Tamiang melalui Kasi Bimbingan Islam, Anwar Fadli mengatakan, ke 29 peserta masing-masing sebanyak 8 orang dari tingkat SD, 10 orang dari tingkat SMP dan 11 orang dari tingkat SMA.
“Mereka akan mengikuti beberapa cabang perlombaan berupa MTQ, Pidato PAI, Hifzil Qur’an, Cerdas Cermat, Kaligrafi khusus untuk tingkat SD/SMP, dan cabang seni Nasyid dan Debat PAI khusus untuk SMA/SMK”, terangnya.
Wabup Insyafuddin kepada peserta mengucapkan selamat berlomba dan semoga para peserta dapat meraih hasil yang terbaik dan dapat mengharumkan nama baik Aceh Tamiang.
Dalam acara tersebut Wabup Insyafuddin didampingi langsung oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Kabupaten Tamiang, Bakhtiar, beserta segenap jajaran di Kantor Kemenag Aceh Tamiang.[]