Aceh Tamiang – Humas: Ormas Islam se-Kabupaten Aceh Tamiang menggelar Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H dan Muzakarah Ulama dengan menghadirkan ulama Tgk. Muhammad Yusuf (Tu Sop Jeunib), Tgk. Muhammad Amin (Ayah Min Cot Treung) dan Abiya Tgk. Muhammad Bhaidhawi, Senin (25/11/19).

Tabligh Akbar yang berlangsung di Mesjid Dayah Manarul Islam sekira pukul 09.30 WIB mengusung tema “Kembalikan kejayaan umat bersama para ulama”. Selain menghadirkan para ulama, Tabligh Akbar ini juga dihadiri oleh Bupati Aceh Tamiang Mursil, SH, M.Kn, Ketua DPRK, Suprianto, dan Wakil Ketua DPRK, Fadlon, Anggota DPRK, Samuri, Dandim 0117/Aceh Tamiang, Letkol Inf. Deki Rayusyah Putra, Perwakilan Kapolres Aceh Tamiang, Kepala Dinas Syari’at Islam, Syamsul Rizal, Camat beserta Forkopimcam Kejuruan Muda serta para Tokoh Ulama Aceh Tamiang.

Kepala Dayah Perbatasan Manarul Islam, Tgk. Mustafa Abdussalam Syah, selaku Ketua Panitia Pelaksana menjelaskan bahwa acara ini merupakan inisiatif dari Bupati Aceh Tamiang agar kiranya dapat menghadirkan ulama besar di Aceh Tamiang. Rasa terima kasih pun dihaturkan kepada Pemerintah Kabupaten atas dukungannya terhadap Dayah Manarul Islam.

Selanjutnya Bupati Aceh Tamiang, Mursil, dalam sambutannya mengatakan bahwa ini adalah pertanda kebangkitan di Aceh Tamiang dengan hadirnya para ulama besar di Aceh Tamiang.

“Saya mengharapkan agar semua santri bisa memanfaatkan momen langka ini untuk bisa menimba ilmu dari para ulama besar Aceh ini. Dan kita semua dapat mengambil keberkatan dengan kehadiran para ulama. Semoga kedepannya di Aceh Tamiang bisa lahir ulama-ulama besar yang bisa membentengi Islam khususnya di Aceh Tamiang,” harapnya.


Acara dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Tu Sop Jeunib dengan tema menangkal radikalisme. Tu Sop mengatakan bahwa radikalisme telah ada diawal masa sahabat di mana awalnya ada 6 kelompok yg saling bertentangan.

“Keenam kelompok inilah cikal bakal berbagai kelompok yang ada saat ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, bahwa umat di akhir zaman terbagi menjadi 73 golongan dan hanya 1 golongan yang masuk surga. Itulah sebabnya maka Ahli Sunnah wal jama'ah khususnya di Aceh tetap menjaga kemurnian ilmunya dengan tetap menjaga sanad keilmuannya. Maka kita harus bisa memilah agar tidak terjebak dengan berbagai aliran yang tidak sesuai dengan Ahli Sunnah Wal Jama'ah,” jelas beliau.

Tak lupa beliau mengingkatkan kepada kita semua untuk selalu waspada terhadap orang-orang yang diluar Islam yang mencoba mendeskreditkan Islam.

Dalam kesempatan yang sama Ayah Min Cot Trueng juga turut menyampaikan tausiahnya mengenai Wahdhatul Wujud.

“Kata Wahdhatul Wujud berasal dari para Ulama Sufi, yang mana terjadinya faham menyimpang dari Wahdhatul Wujud dikarenakan ilmu ini salah dalam penafsiran oleh orang-orang awam. Maka dari itu, hendaknya kita mau belajar sungguh-sungguh pada para guru dan ulama agar tidak terjebak dalam salah penafsiran faham Wahdhatul Wujud,” terangnya saat memberikan tausiyah.

Dikatakannya, bahwa faham ini menekankan tidak perlu lagi ibadah karena telah mencapai hakikat. Inilah faham yang telah dibelokkan oleh orang awam dari ajaran para ulama sufi. Satu lagi salah penasiran dalam Wahdhatul Wujud ialah menyatakan Allah yaitu menyatunya Allah dengan makhluk seperti pemahaman umat nasrani bahwa tuhannya menyatu dengan nabinya.

Selanjutnya Tausiyah oleh Abiya Muhammad Bhaidhawi terkait Iman, Islam dan Ihsan. Ketiga hal inilah yang menjadi kunci kebahagiaan bagi umat di dunia dan di akhirat.

“Agar ketiganya bisa didapat maka kita semua harus menuntut ilmu agama, rohani kita perlu diisi dengan ilmu-ilmu agama agar hidup kita bisa terjaga dari perbuatan-perbuatan munkar. Ingatlah bahwa sukses itu bukan hanya jabatan yang tinggi, harta yang banyak tetapi kesuksesan adalah kita mampu menjaga diri kita dan keluarga kita dari azab api neraka. Karena semua perbuatan kita dan keturunan kita akan ditanyakan Allah di hari akhirat kelak,” paparnya. [is/ck]