Aceh Tamiang – Humas: Wakil Bupati Aceh Tamiang, Tengku didampingi oleh Sekretaris Daerah, Basyaruddin, dan Asisten Administrasi Umum Setdakab, Adi Darma, menerima kunjungan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Ruang Rapat Wakil Bupati, Jum’at (01/11/19), sekira pukul 09.00 WiB.

Staf Ahli Bidang Pendidikan dan Kesehatan APKASI, Himmatul Hasanah, dalam pengantarnya mengemukakan, APKASI sebagai organisasi Pemerintah Kabupaten seluruh Indonesia yang beranggotakan 416 Kabupaten, memiliki visi dan misi strategis bagi daerah yang dituangkan ke dalam tugas pokok dan fungsi Apkasi yang bermuara pada terciptanya pemerataan yang nyata, pembangunan berkelanjutan dan terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Himmatul Hasanah juga menyampaikan, dalam perjuangan di bidang pendidikan, kita harus fokus terhadap tiga hal terkait kualitas pendidikan kita di level internasional yaitu Program Peningkatan Mutu Guru antara lain dengan metode Smart Teaching, bagaimana mengajar itu lebih menyenangkan.

“Terlebih pada bidang studi Matematika dan Bahasa khususnya Bahasa Inggris, sebab khusus bahasa Inggris menjadi salah satu syarat penting dalam persaingan global,” imbuhnya.

Untuk anak-anak Indonesia harus disiapkan sejak dini, di mana APKASI telah menemukan teknik ekstraksi bimbingan belajar mampu berbahasa Inggris dalam waktu 3 hari. Inilah yang akan diusahakan diterapkan nantinya di Kabupaten Aceh Tamiang. Sebagai permulaan, nantinya akan memilih beberapa sekolah sebagai contoh penerapan program tersebut. Program selanjutnya, akan dibentuk yang namanya Kampung Inggris. Caranya, setiap Kecamatan akan ditentukan 1 (satu) Kampung untuk menjadi tempat rumah belajar Bahasa Inggris untuk masyarakat yang ditujukan untuk umum.

Menanggapi hal tersebut di atas, Wabup Insyafuddin sebelumnya mengucapkan terima kasih atas kunjangan dan perhatian APKASI. Pemerintah Daerah, sebutnya, sangat mengapresiasi perhatian dan rencana solusi bagi para guru honorer saat ini.

Wabup menjelaskan, tingkat kemampuan Bahasa Inggris di Indonesia khususnya di Aceh Tamiang masih sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan perlu adanya kesadaran dari masyarakat khususnya guru untuk meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris, yang disertai dukungan dari berbagai pelaku sektor pendidikan, baik dari sektor formal maupun informal.

“Sebenarnya anak-anak itu lebih banyak mencontoh dari pada berpikir, pendidikan anak-anak itu pada dasarnya menulis, membaca dan berhitung. Maka diperlukan cara agar belajar itu menyenangkan sehingga mudah dipahami dan diingat. Dan untuk Bahasa Inggris sendiri seharusnya lebih banyak praktek dari pada teori seperti contohnya anak-anak di Pesantren, mereka lebih banyak teori sehingga mereka dapat lebih cepat menguasai Bahasa Inggris dan Bahasa Arab,” terang Wabup.

Disebutkan Wabup, diperlukan dukungan dari berbagai pihak untuk dapat memajukan minat belajar anak-anak sehingga nantinya mampu bersaing dengan daerah bahkan negara lain. [ck]