Banda Aceh - Humas: Demikian disampaikan Bupati Aceh Tamiang, Mursil, SH., M.Kn., di hadapan 1300-an mahasiswa Universitas Syiah Kuala, saat memberikan kuliah umum bertajuk Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Ahad (03/11/19). Kegiatan yang dimulai sekira pukul 08.30 WIB ini digelar di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

Bupati Mursil, di hadapan Rektor Unsyiah, Syamsul Rizal, Kepala Pusat Pengembangan & Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (P3KKN), Tongku N. Siregar, dan jajaran pejabat serta civitas akademika Unsyiah mengatakan, Aceh Tamiang memiliki masyarakat yang multikultural, sangat heterogen dan terbuka. Hal ini menjadikan, masyarakat sangat terbuka dan mudah menerima ide-ide dan inovasi, terutama dalam konteks pembangunan.

"Masyarakat Aceh Tamiang terdiri dari berbagai suku, baik suku asli maupun suku pendatang, adalah masyarakat heterogen yang sangat terbuka dengan hal-hal baru, pengetahuan-pengetahuan baru, yang nanti mungkin akan adik-adik mahasiswa bawa saat KKN. Oleh karena itu, saya minta, rekan-rekan sekalian jangan sungkan dan ragu-ragu untuk membawa ide-ide dan inovasi baru yang bisa mempercepat kemajuan masyarakat," sebut Bupati.

Tema Besar Pembangunan yang Sama

Dijelaskan Bupati, tema pelaksanaan KKN yang diangkat Unsyiah sangat sesuai dengan visi dan misi Pemerintahan Bermutu yang menitikberatkan pada kondisi riil dan tiga kerja besar Pemkab Aceh Tamiang yang dipimpin olehnya, yakni; Pemberdayaan potensi sumberdaya alam, Peningkatan Perekonomian masyarakat, dan Pelestarian alam. Hal ini karena mayoritas, atau sekitar 58,89% penduduk kabupaten bergelar Bumi Muda Sedia bekerja di sektor pertanian, periksa, dan Kehutanan.

"Struktur ekonomi Kabupaten Aceh Tamiang hingga saat ini masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, dengan peranan sebesar 40,54% dari PDRB. Peranan ketiga sektor ini cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, peranannya masih sekitar 36,77 persen dan terus naik hingga saat ini," jelasnya.

Menyikapi keadaan tadi, Bupati Mursil menyebutkan, Pemkab sangat serius mengembangkan dan memberdayakan ekonomi kerakyatan dengan penekanan kepada sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. Namun, tegasnya, hal ini mesti berjalan seiring dengan konsep pembangunan pertanian berkelanjutan untuk pelestarian alam sekitar.

Untuk mendukung hal-hal tersebut di atas, maka ide-ide dan inovasi baru sangat dibutuhkan dalam mengoptimalkan potensi sumberdaya yang ada. "Gagasan tentang pertanian organik, misalnya, mempunyai nilai tambah yang tinggi, dan sekaligus berkelanjutan. Inovasi terkait pengembangan wisata berbasis masyarakat, dalam bentuk Desa Wisata, begitu juga ide-ide untuk lebih menggelorakan kehidupan sosial dan keagamaan, sangat dibutuhkan masyarakat," terang Mursil.

Harapan Kontribusi Gelar KKN

Selain, pembangunan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, Bupati yang juga alumnus Fakultas Hukum Unsyiah ini juga memaparkan penguatan kehidupan keagamaan dan beberapa problematika pembangunan di daerah yang dipimpinnya sejak 30 Desember 2017 lalu tersebut.

Pada subyek Alokasi Dana Desa, misalnya, sejak disalurkan pada 2015 kemarin, hal yang berubah secara signifikan hanya terpenuhinya pembangunan perbaikan infrastruktur dasar desa. Sementara hal substansi lainnya, seperti, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat, serta penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) belum kelihatan secara signifikan. Padahal ketiganya merupakan fundamental pembangunan desa mandiri, sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Desa.

Mendasari keadaan di atas, Bupati Mursil pada pemaparannya menuturkan, beberapa hal yang dapat dikontribusikan oleh Mahasiswa KKN, terutama terkait Alokasi Dana Desa, yaitu; Pertama, Penguatan basis data desa, baik data potensi, keadaan sosial-ekonomi, budaya dan kearifan lokal, dan lain sebagainya.

Dikatakan, penguatan basis data ini sangat penting dalam rangka perencanaan desa yang lebih akurat, termasuk untuk mendorong agar pemberdayaan dan pembangunan desa benar-benar berfokus pada unggulan desa masing-masing.

"Melalui strategi ini, saya berharap tidak ada lagi perencanaan yang tidak tepat sasaran, karena akurasi data yang lemah. Jadi rekan-rekan mahasiswa bisa memanfaatkan waktunya selama 1 bulan untuk membangun baseline data desa. Dalam hal ini, tentu bisa dikoordinasikan dan dikerjasamakan dengan dinas terkait," harap Bupati.

Kontribusi kedua yang dapat diberikan, ialah optimasi jejaring dan relasi rekan-rekan mahasiswa dalam membantu mendorong pemasaran produk unggulan desa. Bupati menyebutkan, Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat disinergikan oleh para mahasiwa peserta KKN, dalam memperluas jangkauan pemasaran produk unggulan desa.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode 18 Universitas Syiah Kuala akan dilaksanakan pada 09 Januari-08 Februari 2010 di 11 Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tamiang. Sekitar 1300 mahasiswa peserta KKN nantinya akan ditempatkan pada 208 Kampung dalam 11 kecamatan tersebut.

Usai pemaparan, Bupati Mursil yang turut didampingi Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Sepriyanto, dan Kabag Humas, Agusliayana Devita, tampak semangat melayani sesi tanya jawab dan diskusi. Para mahasiswa yang hadir, tampak berebut, antusias menyampaikan pertanyaan kepada Bupati Aceh Tamiang tersebut. Kegiatan yang diawali pemutaran video Selayang Pandang Aceh Tamiang ini, berakhir jelang tengah hari. [zuw]