Aceh Tamiang – Humas: Selasa (02/04/19) Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1440 H yang diselenggarakan di Masjid Al-Ikhlas, Kampung Tanah Terban dihadiri oleh Bupati Aceh Tamiang Mursil, SH, M.Kn, Ketua DPRK Aceh Tamiang Fadlon, SH, Wakapolres Aceh Tamiang Kompol Munzir, beserta unsur Forkopimda dan Forkopimcam Karang Baru, Ketua MDSK Tanah Terban, Datok Penghulu, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda setempat.

Pada sambutan Bupati Aceh Tamiang, beliau mengatakan “Peringatan Isra' Mi'raj bukan sekedar kegiatan seremonial saja, akan tetapi kita tahu ada perintah untuk kita menjalankan sholat. Ada pelajaran yang harus diambil hikmah dari sholat yang setiap kali kita lakukan dan praktekkan. Seperti Hujan di malam ini merupakan hikmah atau rahmah untuk Tamiang,” tuturnya.

Beliau juga mengajak seluruh jamaah untuk menjaga Aceh Tamiang dari berbagai praktik-praktik maksiat agar masyarakat di Aceh Tamiang aman dan sejahtera. Selain itu Bupati juga mengajak para orang tua untuk menjaga anak-anaknya untuk menjauhi narkoba, jangan sampai anak-anak kita menjadi generasi yang teler.

Dalam tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Ridho dari Sumatera Utara menceritakan, hikmah Isra’ dan Mi’raj, agar kita hanya bergantung kepada Allah, selalu bersyukur, tawakal, serta bersabar. Karena segala sesuatu ada campur tangan Allah. Dan yang paling penting, hendaklah kita tafakkur, memikirkan kebesaran Allah dengan melihat bukti-bukti yang telah diciptakan-Nya. Dengan demikian, kita akan selalu dekat kepada Allah.

“Dalam mendefinisikan Isra' dan Mi'raj, di antara kita umat Islam sering kali menggabungkannya menjadi satu peristiwa yang sama, Isra Miraj. Padahal sebenarnya Isra dan Miraj merupakan dua peristiwa berbeda. Merupakan dua bagian dari perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam waktu hanya satu malam. Yaitu peristiwa penting bagi umat Islam, karena Nabi Muhammad mendapat perintah dari Allah langsung untuk menunaikan salat lima waktu dalam sehari semalam." terangnya.

Lebih lanjut, Ustadz Ridho menjelaskan, Isra’ Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Mekah sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, terbagi dua peristiwa. Dalam Isra’, Nabi Muhammad SAW diberangkatkan Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Kemudian dalam Mi’raj, Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha, tempat tertinggi setelah langit ketujuh. "Di Sidratal Muntaha inilah, Nabi Muhammad mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu,” jelas beliau.

Karena itulah, peristiwa ini sangat berharga. Sebab setelah perintah itu turun, maka wajiblah bagi Muhammad dan umatnya melaksanakan sholat. Tidak ada nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan itu, diperlihatkan bukti kebesaran Allah kepada Rasulullah.

Acara Peringatan Isra' Mi'raj tetap berlangsung khidmat meski diguyur hujan deras. Acara berlangsung hingga jelang tengah malam dan ditutup dengan doa. [ck]