Aceh Tamiang: Serumpun Melayu Raya yang dilangsungkan di Aceh Tamiang berlangsung meriah, Jumat (25/11/22) malam. Acara yang dipusatkan di lapangan upacara kantor Bupati Aceh Tamiang ini dibuka secara resmi Bupati Mursil dan dihadiri sejumlah unsur Forkopimda Aceh Tamiang, termasuk anggota DPRA, Asrizal H. Asnawi dan Kepala Bidang Bahasa dan Seni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh, Nurlaila Hamzah dan Ketua Dekranasda Aceh Tamiang, Dr. Rita Syntia.

Bupati Aceh Tamiang, Mursil, SH, M.Kn, resmi membuka Serumpun Melayu Raya. Ratusan pengunjung yang memenuhi lapangan tribun dibuat kagum oleh atraksi silat Pelintau ketika menyambut para undangan. Pertunjukan kemudian dilanjutkan dengan tarian Ula-Ula Lembing.

Secara khusus, Bupati Mursil menyampaikan kekagumannya karena sudah lama tidak menyaksikan seni bela diri khas melayu itu.

“Sudah lama sekali tidak melihat silat ini, ini sungguh luar biasa,” kata Mursil.

Senada dengan Asrizal Asnawi yang ikut memberikan sambutan, Bupati Mursil pun menilai kegiatan ini sangat positif, karena akan menjadi ajang mengembangkan bakat seni dan budaya melayu. Melalui kegiatan ini pula diketahui kalau bakat bermusik anak-anak Aceh Tamiang tidak kalah dengan musisi Medan.

“Tidak kalah, kualitas anak-anak Tamiang juga sangat bagus,” sambungnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal dalam rilisnya menjelaskan, Serumpun Melayu Raya di Aceh Tamiang ini berlangsung mulai Jumat (25/11) hingga Minggu (27/11) malam. Even ini bertujuan untuk menjaga eksistensi nilai-nilai seni dan tradisi budaya yang telah berkembang sejak lama di Aceh, khususnya adat budaya di Kabupaten Aceh Tamiang.

“Ajang ini perlu dilaksanakan untuk dapat menggambarkan berbagai macam kebudayaan tradisional dan kesenian masyarakat, serta menciptakan regenarasi seni terhadap generasi muda Aceh Tamiang,” kata Almuniza Kamal.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mampu menjadi daya tular bagi para kaum milenial, sehingga tidak tergerus zaman. Besar harapanya, seni dan adat budaya Aceh Tamiang dapat terus berkembang dan bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakatnya.

“Semoga di daerah berjuluk Bumi Muda Sedia  yang indentik dengan perpaduan budaya Aceh-Melayu dapat terus dipertahankan dan menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara,” kata Almuniza Kamal.

Kepala Bidang Bahasa dan Seni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Nurlaila Hamzah menambahkan, kalau festival kebudayaan di Aceh Tamiang ini merupakan salah satu kegiatan strategis pihaknya pada tahun 2022. Tujuan festival ini dijelaskannya, untuk menyediakan ruang apresiasi kepada pelaku seni di pesisir timur Aceh.

“Mari berkarya, dan saatnya kita menjaga warisan pendahulu yang telah melahirkan maha karya. Ini hasil cipta yang lahir dari imajinasi tinggi, sehingga produk seni yang sudah ratusan tahun tetap berkembang dan menarik,” ujarnya.

Pada malam pertama kemarin, atraksi yang ditampilkan bukan hanya silat pelintau, tapi juga musik yang menampilkan Joel Pase, Tamiang Coustic, sejumlah sanggar tari dan pantun.

Sedangkan hari kedua yang akan dilangsungkan pada Sabtu (26/11) malam tadi, kegiatan dilanjutkan dengan pameran kuliner. Sejumlah sanggar tari dan grup musik lokal juga akan unjuk gigi hingga malam hari.

Puncak Serumpun Melayu Raya di Aceh Tamiang ini akan ditutup Minggu (27/11) malam. Di hari terakhir ini, masyarakat akan diajak mengikuti sepeda jelajah wisata. Pesepeda nantinya akan mengikuti rute sepeda santai yang memiliki riwayat sejarah kebudayaan.[Ar]