Aceh Tamiang: Menuju pembangunan berwawasan pengurangan resiko bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang menggelar Sosialisasi dan Workshop Migitasi Kebencanaan Menuju Desa Tangguh Bencana Tahun 2022 di Kabupaten Aceh Tamiang, Kamis (29/9/22).

Berlangsung di aula Hotel Sederhana, Karang Baru, Pelatihan Mitigasi Kebencanaan Menuju Desa Tangguh Bencana memuat komponen risiko bencana di Kabupaten Aceh Tamiang mengingat Kabupaten Aceh Tamiang memiliki Indeks Ketahanan Daerah yang Rendah (IKD=0,30) menurut Kajian Risiko Bencana Aceh 2021-2023.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Aceh Tamiang, Drs. Asra saat membuka acara sosialisasi. Lebih lanjut, Sekda Asra mengatakan Pemerintah Daerah dan masyarakat idealnya harus mampu mengenali dan memahami langkah antisipasi/mitigasi maupun penanggulangan bencana secara terpadu yang mengakomodir komponen risiko bencana yaitu ancaman, kerentanan, dan kapasitas di Kabupaten Aceh Tamiang.

“Melalui Pelatihan Mitigasi Kebencanaan Menuju Desa Tangguh Bencana, diharapkan seluruh masyarakat memiliki kemandirian untuk beradaptasi dan bersikap siaga dalam menghadapi ancaman bencana yang sewaktu-sewaktu akan terjadi”, ujar Sekda.

Selain itu, diharapkan Pemerintah Desa dan masyarakat dapat melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi dampak bencana, dengan merencanakan pembangunan serta upaya pemulihan yang relevan, rehabilitasi dan rekontruksi yang mengandung aspek-aspek pencegahan dan kesiapsiagaan, kedarurat dan logistik.

“Mudah-mudahan masyarakat Desa  menjadi  lebih waspada  atas  potensi bencana  yang  dapat terjadi, seperti banjir, banjir bandang, gempa bumi, tanah longsor, dan kekeringan serta kebakaran lahan”, tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Pelaksana KARST Aceh, Aritanoga mengatakan sosialisasi ini sebagai partisipasi masyarakat di daerah rawan bencana dan juga menjadi acuan dasar menentukan penyusunan kebijakan dasar penanggulangan bencana yang terintegrasi dengan pembangunan di Aceh Tamiang.

“Desa Tangguh Bencana Kabupaten Aceh Tamiang yang dilakukan dapat dijadikan dasar tindak Pemerintah Kabupaten dan Provinsi Aceh, serta Pemerintah Pusat dalam mengambil kebijakan prioritas dan alternatif yang berhubungan dengan Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Aceh Tamiang”, jelasnya.

Sosialisasi ini akan dilakukan terhadap tiga Kecamatan di Aceh Tamiang yang dinilai rawan akan bencana, yakni Kecamatan Karang Baru, Seruway dan Bendahara.

Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana. Kemampuan mandiri berarti serangkaian upaya yang dilakukan sendiri dengan memberdayakan dan memobilisasi sumber daya yang dimiliki masyarakat desa untuk mengenali ancaman dan risiko bencana yang dihadapi, meliputi juga evaluasi dan monitoring kapasitas yang dimilikinya.

Kegiatan pembukaan sosialisasi turut dihadiri Perwakilan Kodim 0117/Aceh Tamiang, Dandramil Kejuruan Muda, Kapten Nunu Rukmana, Kepala BPBA Aceh, Fadli, Kepala Pelaksana BPBD Aceh Tamiang, Iman Suhery, Anggota DPRK Aceh Tamiang sekaligus Dewan Pembina RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) Aceh Tamiang, Salbiah Usman, perwakilan Instansi terkait, para Datok Penghulu dalam Kecamatan Karang Baru dan para peserta Pelatihan Sosialisasi dan Workshop Migitasi Kebencanaan Menuju Desa Tangguh Bencana Tahun 2022. [Ar]