Aceh Tamiang: Persiapan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh Tamiang bekerjasama Kesbangpol Aceh menggelar kegiatan Pendidikan dan Peningkatan Pemahaman Etika dan Budaya dalam Berpolitik pada Selasa (27/9/22).

Kegiatan yang berlangsung di aula Setdakab Aceh Tamiang dibuka oleh Asisten Administrasi Umum, Drs. Tri Kurnia.

Dengan mengundang para Pengurus Partai Politik, Organisas Masyarakat, Datok Penghulu (Kepala Desa), Pemuda/Mahasiswa, para pelajar SMA, Ormas Perempuan bidang politik dan unsur PKK Desa, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran politik dan meningkatkan kualitas demokrasi yang ada di Aceh khususnya Kabupaten Aceh Tamiang.

Hal ini disampaikan Drs. Tri Kurnia dalam pembukaannya. Ia menyampaikan pendidikan politik merupakan suatu tindakan pembinaan warga negara untuk memahami, mencintai dan memiliki rasa keterikatan diri yang tinggi terhadap bangsa negara dan seluruh sistem maupun kelembagaan yang ada sebagai pilar atau pondasi bagi proses demokrasi.

Tri menjelaskan Indonesia menganut sistem politik demokratis, dimana adanya perbedaan menjadi hal mutlak yang dilindungi oleh negara.

“Tumbuh dan berkembanglah warna-warni. Inilah dinamika yang diikat oleh Bhinneka Tunggal Ika, berbeda warna tapi satu rasa”, ujar Tri.

“Melalui kegiatan Pendidikan Politik dalam Mensukseskan Pemilu dan Pilkada Tahun 2024 yang kita laksanakan pada hari ini, kami berharap masyarakat Aceh Tamiang termotivasi dan sadar akan haknya untuk berpolitik, menentukan pilihannya serta mewujudkan pemilih cerdas dan berkualitas”, pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Poldagri Kesbangpol Aceh, Drs. Arsy mengatakan kegiatan ini sebagai rangkaian menyonsong pesta demokrasi 2024 guna memberikan edukasi kepada Sumber Daya Manusia Aceh Tamiang.

“Saat ini, pemahaman masyarakat tentang politik uang dikarenakan pemahaman politik di tengah masyarakat sangat rendah”, terang Arsy.

Arsy juga menuturkan, kegiatan ini juga bertujuan melihat keterwakilan perempuan di legeslatif yang hingga saat ini belum sepenuhnya mencerminkan harapan seluruh masyarakat.

“Ini diharapkan mampu menggerakkan perempuan dengan harapan keterlibatan perempuan di legeslatif akan memberikan makna positif di indeks Demokrasi di Aceh”, ujarnya.

“Mari kita dorong perempuan dalam rangka meningkatkan indeks Demokrasi di Aceh”, imbuhnya.

Arsy turut menginformasikan Indeks Demokrasi di Aceh yang saat ini berada di urutan pertama se-Sumatera dan urutan ketujuh secara Nasional.

“Ini capaian luar biasa, tetapi jika semua variable indikator bisa tercapai maka tidak menutup kemungkinan akan berada di posisi pertama Nasional”, tandasnya.

Ia pun juga menerangkan perlunya pembinaan Ideologi ditengah masyarakat Aceh Tamiang mengingat Wilayah Aceh Tamiang yang berada di daerah perbatasan. [Ar]