Kabupaten Aceh Tamiang memiliki beragam macam kebudayaan, salah satunya budaya berpantun. Ya, pantun. Sebuah cara berkomunikasi penyampaian sebuah maksud dengan cara menarik melalui sebuah seni. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan suku Aceh Tamiang yang sangat gemar bertutur.

Sejatinya, pantun dilakukan oleh dua orang dengan cara saling berbalas. Dimana satu pihak menyampaikan maksud tujuan sedangkan pihak lain memberikan tanggapan. Tradisi berbalas pantun ini membuktikan bahwa masyarakat Aceh Tamiang memiliki seni bertutur yang tinggi.

Tentu bukan hal yang mudah, sebab hanya dalam kurun waktu persekian detik, seseorang harus bisa merangkai kata dan irama sebagai sebuah pantun balasan. Butuh kecerdasan tersendiri serangkai sebuah kata menjadi sebait pantun.

Tradisi berbalas pantun ini tak jarang menjadikan moment tontonan yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Lazimnya, tradisi ini dapat ditemukan pada acara pernikahan suku Tamiang dan penyambutan tamu.

Baru- baru ini, Kabupaten Aceh Tamiang kembali harum namanya. Ghazy Khairan Taqy, seorang siswa Sekolah Dasar berhasil meraih Juara Pertama pada Festival Pantun Pendidikan Serumpun Melayu tingkat sekolah dasar (SD) /sekolah rendah (SR). Festival ini berlangsung di Malaysia dan dilakukan secara daring/Online akibat pandemi Covid-19 yang melanda.

Kemenangan Dara berusia 11 Tahun ini diperolehnya setelah berhasil mengalahkan 400 peserta dari empat Negara serumpun Melayu, yakni Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan Indonesia.

Menurut penuturannya kepada Tim Humas, pantun yang diikut lombakan di FPPNS 2021 merupakan hasil karyanya sendiri. Hal ini tidak terlepas dari bimbingan kedua orang tuanya, Ilham Pribadi,S.Si dan Tengku Marni Adriah.

Kemampuan ini sudah dimiliki Taqy sejak kecil. Taqy sejak kecil sudah menyukai berbagai jenis seni dan bahkan mampu menorehkan prestasi. Layaknya pepatah “Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya”. Kemampuan ini diperolehnya dari darah seni yang diturunkan dari kedua orang tuanya.

“Ayahnya seorang Aktor Terbaik tingkat Nasional di Tahun 2002 di Jogja dan saya juga orang teater dibidang sastra”, ungkap sang Ibunda.

Sang Ibunda juga menjelaskan bahwa putri satu-satunya mempunyai hobi mendongeng, berpuisi bahkan berpanthomim.

“Semakin beranjak dewasa, kami orang tuanya mulai mengarahkan dia (Taqy) untuk mencintai budaya daerahnya. Dan kebetulan di tengah banyaknya waktu luang sekolah akibat pandemi, dibukanya pendaftaran cerdas cermat pantun”, tambahnya lagi.

Inisiatif ini diambil oleh sang Bunda dengan harapan kemampuan motorik anaknya dapat terlatih sembari mempersiapkan diri untuk berlomba.

Kemenangan Taqy dalam perlombaan ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari Bupati Aceh Tamiang, H. Mursil, SH, M.Kn. Ia sepakat minat generasi muda pada sejarah dan budaya harus kembali dibangkitkan.

“Mudah-mudahan dengan prestasi yang berhasil ditorehkan oleh anak kita ini, menjadi pembangkit semangat bagi generasi lainnya untuk mencintai budaya daerahnya sendiri”, harap Mursil dengan optimis.

Berkat keberhasilannya mengepakkan sayap di Kancah Internasional, Klinik Pantun Nusantara (KPN), sebuah lembaga yang memiliki jaringan di lima negara serumpun melayu menjadikan Ghazy Khairan Taqy sebagai anggota kehormatan. Pengangkatan Taqy ini dilakukan, saat pengurus KPN berkunjung ke Aceh Tamiang khusus untuk bertemu dan memberikan apresiasi kepada Taqy, Rabu (22/9/2021).

"Ananda Taqy merupakan aset yang harus dikembangkan, demi menjaga warisan budaya kita tetap ada," kata pendiri KPN, dr Umar Zein didampingi beberapa pegiat seni, di antaranya Kamaluddin Nasution dan Raudha Jambak.

Ini merupakan sebuah kebanggaan besar bagi Aceh Tamiang, sebab salah satu putri terbaiknya menjadi anggota kehormatan KPN.