Peserta mengikuti simulasi evakuasi dan pertolongan pertama terhadap pengunjung objek wisata yang cidera di Gunung Pandan, Aceh Tamiang, Kamis (17/9/2020)


KUALASIMPANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang melatih masyarakat di sekitar objek wisata untuk memahami cara penanganan korban tenggelam ataupun tertimpa tanah longsor.

Pelatihan yang melibatkan Basarnas Langsa, PMI, dan Tagana Aceh Tamiang ini untuk sementara difokuskan di dua titik, yakni Kampung Bengkelang, Kecamatan Bandarpusaka pada Selasa (15/9/2020), dan Kampung Selamat, Kecamatan Tenggulun yang dilakukan, Kamis (17/9/2020).

Ketua Panitia, Muhammad Husni menjelaskan, dua lokasi itu sengaja dipilih karena memiliki objek wisata yang ramai dikunjungi masyarakat.

Di Bengkelang, sebutnya, ada beberapa tempat wisata di antaranya, Tamsar 27 dan Bukit Awan. Sedangkan di Kampung Selamat, terang Muhammad Husni, terdapat tempat pemandian alam Gunung Pandan.

“Setelah pelatihan ini selesai, kita kukuhkan daerah itu sebagai 'Kampung Tangguh'. Artinya masyarakat setempat sudah paham dalam menghadapi kemungkinan adanya korban di objek wisata ini,” jelas Husni yang merupakan Kabid Kesiapsiagaan dan Pencegahan Kebakaran BPBD Aceh Tamiang.

Muhammas Husni menyebut, kedua daerah itu sama-sama memiliki potensi bencana yang sama, yakni banjir dan tanah longsor.

Makanya, kegiatan yang diikuti masing-masing 30 peserta dari perwakilan masyarakat setempat dan perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) itu mengupas habis tentang tata cara pertolongan pertama dan tahapan evakuasi.

Setiap peserta pun tidak hanya dibekali materi atau teori, tapi juga melakukan simulasi menggunakan alat peraga yang disediakan BPBD.

“Fokus kami agar ke depannya masyarakat tahu bagaimana melakukan pertolongan pertama, bagaiman evakuasi dan melapor ke mana serta dengan siapa mereka berkoordinasi dalam situasi seperti ini,” papar Husni.

Ia tidak menampik, pelatihan ini berkaitan erat dengan insiden tewasnya seorang pengunjung Gunung Pandan setelah terseret arus sungai dan tenggelam, Minggu (13/9/2020) lalu.

Karenanya, Husni, berharap, pelatihan ini berguna untuk mencegah korban jiwa dalam sebuah insiden, mengingat tim BPBD Aceh Tamiang membutuhkan waktu lama untuk menjangkau lokasi karena faktor jarak yang jauh.

Disadari pula, saat ini belum semua objek wisata di Aceh Tamiang memiliki panduan jalur evakuasi dan titik kumpul.

“Ternyata belum ada, tadi kami langsung buatkan jalur evakuasi dan titik kumpul agar bisa menjadi panduan pengunjung bila terjadi hal buruk,” ungkapnya.(*)



Sumber : https://aceh.tribunnews.com